Custom Search

Bukan Karena Ujian Nasional, Pendidikan Finlandia Nomor 1 di Dunia

Thursday, January 12, 2012

Education Week menurunkan tulisan ini pada http://www.edweek.org/ew/articles/2012/01/12/16sahlberg.h31.html?tkn=NLMFTBe%2Fi0rseUxji9ZaPNWonr0acbdPaXob&intc=EW-QC12-EM tentang sistem pendidikan di Finlandia.

Findlandia adalah negara yang paling baik prestasi siswa-siswanya di dunia.

Menariknya, prestasi itu bukan karena adanya Ujian Nasional dan Kejuaraan Olimpia ini dan itu.

Mereka berhasil menjadikan sistem pendidikannya nomor satu di dunia "By rejecting standardized testing and concomitant school and teacher accountability measures, Finland has instead charted its own path by focusing on equity, professionalism, and collaboration." [Dengan cara menolak sistem ujian terstandarisasi, serta evaluasi akuntabilatas guru dan sekolah secara berkala. Melainkan dengan cara menitikberatkan pengembangan pendidikannya pada kesetaraan, profesionalisme, dan kolaborasi].

Para pengambil kebijakan di Indonesia harusnya cepat-cepat meninggalkan berbagai kebijakan yang hanya semakin mempertajam ketidakadilan sosial, dan merusak masa depan bangsa.

Read more...

Mengejar Juara, Melupakan yang Lebih Penting

Monday, January 2, 2012

http://edukasi.kompas.com/read/2012/01/03/09280556/Siswa.SMAN.2.Kudus.Gagal.Raih.Medali.WoPho

Pikiran sebagian besar orang Indonesia telah diracuni oleh budaya kompetisi yang merusak tujuan utama pendidikan nasional kita.

Tujuan utama pendidikan kita untuk mencerdaskan segenap bangsa. Tradisi kompetisi dalam berbagai bidang hanya buang-buang energi saja. Kegiatan seperti itu hanya akan semakin meningkatkan kesenjangan sebab banyak sekali sumber pikiran dan dana yang tersalur kepada segelintir anak-anak yang dicap cerdas.

Heran! Kegiatan yang jelas-jelas tidak sejalan dengan semangat pendidikan nasional kita banyak didukung oleh para pengambil kebijakan dalam bidang pendidikan kita.

Bisa jadi, kegiatan seperti itu sangat membantu pemerintah menutupi kegagalan mereka dalam mencerdaskan segenap anak bangsa sebagaimana yang dimanatkan dalam UUD 1945.

Read more...

Soal Sampah, Pendidikan Kita Gagal Total

Saturday, December 31, 2011

http://megapolitan.kompas.com/read/2012/01/01/05095311/Foke.Akan.Bebersih.Bersama.Laskar.Pelangi

Entah apa yang diajarkan kepada anak-anak didik kita dari TK sampai PT.

Mengapa pendidikan kita gagal total menciptakan manusia-manusia yang beradab?

Pendidikan kita hanya bisa melahirkan manusia-manusia yang senang mengotori diri dan lingkungannya dengan kebiasaan buang sampah di sembarang tempat.

Apa arti pendidikan kita di sekolah?

Sekolah yang dibiayai dengan dana besar dari uang rakyat dan masyarakat tidak mampu mendidik anak-anak kita untuk hidup bersih.

Sistem pendidikan kita memang sangat tidak becus.

Read more...

RSBI Diadukan ke Mahkaman Konstitusi

Wednesday, December 28, 2011

Kompas Online melaporkan [http://edukasi.kompas.com/read/2011/12/28/14583678/Eksistensi.RSBI.Digugat.ke.Mahkamah.Konstitusi] bahwa Proyek Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional digugat.

Rakyat Indonesia seharusnya mendukung tuntutan pemberhentian proyek ini sebab RSBI merupakan proyek ketidakadilan yang selama ini didukung negara guna memenuhi kepentingan kelas sosial kaya, khususnya dari kalangan manager birokrat.

Mereka sangat berkepentingan untuk mendominasi segala sumber ekonomi negara untuk kepentingan kelas sosial mereka atas nama globalisasi, dan harga diri bangsa di era persaingan.

Mereka mengorbankan prinsip keadilan berbangsa dan bernegara demi memenuhi kepentingan kelas sosial mereka.

Read more...

Tradisi Ujian dan Bakat Anak Sekolah Indonesia

Sunday, March 13, 2011

Hari Kamis 24 Februari 2011 saya menikmati tayangan langsung TVOne dari kampus ITB Bandung. Telihat dalam acara tersebut Rektor ITB sangat antusias bersama ratusan tamu menyambut kehadiran anak-anak berbakat Indonesia.

Di usia sangat muda, anak-anak tersebut menunjukkan kemampuan mereka dalam bidang informasi dan teknologi. Arrival yang masih duduk di bangku SMP berhasil membuat software antivirus ARTAV (www.artav-antivirus.com).

M. Yahya Harlan membuat website jaringan sosial dengan fitur islami.

Fahma Waluya & adiknya Hania Pracika menciptakan berbagai game pendidikan untuk anak-anak.

Dari ketiga karya tersebut, sangat menarik bahwa anak-anak ini dapat mewujudkan kreasinya sebagai solusi praktis atas persoalan yang mereka hadapi.

Arrival merasa terganggu dengan virus-virus lokal saat asyik berselancar di warnet.

Yahya merasa tidak puas dengan jaringan sosial yang ada, sepeti Facebook, sebab identitas budaya islaminya merasa tidak terwakili.

Fahma memulai pembuatan game pendidikan anak-anak untuk membantu adiknya cepat mengenal huruf dan angka lewat game handphone.

Pertanyannya, sejauh mana peran sekolah dalam mengarahkan minat anak-anak didik kita?

Apakah sekolah-sekolah Indonesia telah ikut membantu anak didik menemukan masalah-masalah riil dalam kehidupan sehari-hari anak-anak?

Atau justru menutup pikiran anak-anak kita dengan soal-soal ujian yang tidak terkait langsung dengan persoalan hidup yang mereka hadapi dan pikirkan.

Read more...

  © Blogger template The Professional Template II by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP